Virtual Focus Group Discussion Ketahanan Pangan Nasional

Kupang, Itda Prov. NTT, Wabah Covid 19 yang melanda dunia sekarang ini secara nyata telah berdampak negatif bagi kehidupan manusia, menyebabkan menurunnya tingkat pertumbuhan ekonomi dan tingginya tingkat pengangguran serta menurunya daya beli masyarakat di dunia termasuk Indoensia yang pada akhirnya meningkatnya tingkat kemiskinan.

Menyadari akan hal tersebut, maka pada Jumat, 4 September 2020 Auditorat Utama Keuangan Negara V - Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) menyelenggarakan   Focus Group Discussion  yang  diadakan  secara  online  melalui  aplikasi  Zoom    dengan  tema  "Ketahanan  Pangan Daerah Dalam Rangka Pemenuhan Kebutuhan Pangan Masyarakat dan Dukungan Terhadap Pemulihan Ekonomi Daerah di Masa Pandemi Covid-19".

Mengingat  pentingnya  kegiatan  tersebut,  Inspektorat  Daerah  Provinsi  NTT  ikut  mengambil bagian  mengikuti  kegiatan  dimaksud  secara  online  melalui  aplikasi  Zoom  dengan  peserta  staf Inspektorat  Daerah  Provinsi  NTT    yang    dikoordinir  oleh  Auditor  Madya  Frans  Bin,  S.E.,M.M. bertempat di Aula Inspektorat Daerah Provinsi NTT.

Pelaksanaan Focus Group Discussion (FGD) ini dengan moderator Dede Sukarjo, Kepala Sub Auditorat V.A.2 - Auditorat Utama Keuangan Negara V, BPK RI.

 

Staf Inspektorat Daerah Prov. NTT saat mengikuti FGD Jumat, 4 September 2020 (Foto : Dok. Itda Prov. NTT)

Pemateri Kepala Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian, Dr. Ir. Agung Hendriadi, M.Eng membahas materi tentang kebijakan pemenuhan kebutuhan beras di Era Pandemi Covid-19 dan Ketahanan Pangan.  Dikemukakan bahwa kebijakan peningkatan ketersediaan pangan di era normal baru yang meliputi 4 (empat) Cara Bertindak (CB) yaitu Peningkatan Kapasitas Produksi,   Diversifikasi Pangan Lokal, Penguatan Cadangan dan Sistem Logistik Pangan serta Pengembangan Pertanian Modern.

Sedangkan  Rektor Universitas Pertahanan Indonesia, Laksamana Madya TNI Dr. Amarulla Octavian, S.T., M.Sc., DESD., CIQnR., CIQaR.   Amarulla membawakan materi terkait konsep pembentukan komponen cadangan mendukung ketahanan pangan nasional di masa Pandemi Covid-19. Tujuan komponen cadangan sendiri adalah disiapkan untuk dikerahkan melalui mobilisasi guna memperbesar dan memperkuat kekuatan dan kemampuan Komponen Utama dalam menghadapi Ancaman militer dan Ancaman  hibrida.    Lebih  lanjut  menyebutkan  pandemi  Covid-19 adalah  ancaman  hibrida  terhadap Ketahanan Pangan Nasional yang dapat diatasi melalui pembentukan komponen cadangan.

 

Staf Inspektorat Daerah Prov. NTT saat mengikuti FGD Jumat, 4 September 2020 (Foto : Dok. Itda Prov. NTT)

Materi ketiga dibawakan oleh Prof. Dr. Ir. Dwi Andreas Sentosa, M.S yang memaparkan tentang peran strategis pemerintah pusat dan daerah untuk menjamin ketahanan pangan nasional dan daerah. Indeks Ketahanan Pangan dari 113 negara pada tahun 2019, Indonesia menduduki urutan ke 62 sementara posisi pertama diduduki oleh Singapura.

Sedangkan   Materi   terakhir   tentang   peran   strategis   BUMN   pangan   dalam   mendukung swasembada beras dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dibawakan oleh Prof. Dr. Bustanul Arifin yang menyatakan bahwa pertanian masih akan menjadi fondasi perekonomian Indonesia dan pada masa pandemi Covid-19 petani wajib memperoleh perlindungan memadai.   Stabilisasi harga diperlukan untuk menjaga daya beli dan merupakan elemen penting akses pangan.  Diakhir penyampaiannya Guru Besar Ilmu Ekonomi Pertanian Universitas Lampung ini menambahkan Ketahanan pangan bukan urusan perut saja tapi urusan otak dan daya saing bangsa.

Staf Inspektorat Daerah Prov. NTT saat mengikuti FGD Jumat, 4 September 2020 (Foto : Dok. Itda Prov. NTT)

Selain Inspektorat Daerah Provinsi NTT dalam FGD ini bergabung pula Kementerian Pertanian, BPK Perwakilan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perum BULOG Kanwil dari beberapa Daerah di Indonesia yang berjumlah sekitar 76 participants   dan berlangsung dari pukul 14.00 WITA sampai dengan 17.30 WITA #itdaprovntt #nttbangkit #nttsejahtera.

Komentar