Rapat Koordinasi Dinas Kemakmuran Provinsi NTT




Jumat, 7 Mei 2020  Gubernur (Viktor B. Laiskodat) memimpin rapat koordinasi Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, Dinas Peternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan , Inspektorat Daerah NTT, Dinas Kominfo, Dinas ESDM, Bapelitbangda Provinsi NTT hadir juga Wakil Gubernur (Josep Nae Soi) membahas tentang tanam jagung panen sapi/ TJPS periode April-September 2020.  Tenaga ahli dari Balai Penelitian Noelbaki juga dihadirkan pada rapat ini.


Jumlah areal  yang akan  ditanami jagung sebanyak 10.000 ha di 17 kabupaten, di 330 desa, jumlah  kelompok tani 495, jumlah  petani 20.000. Strategi yang dilakukan untuk program ini adalah identikasi calon petani, calon lokasi, rekuitmen dan bimtek pendamping, pengadaan saprodi, pelatihan petani. Dilakukan Mei -Juni 2020.

Budidaya dilakukan periode Mei - September 2020  adalah persiapan lahan, penanaman, pemeliharaan, panen dan prosesing. Tahap berikutnya off farm  periode Juli -Oktober  2020 yang dilakukan koordinator dengan mitra, penjualan jagung dan pengadaan sapi. Disampaikan Gubernur untuk  mensukseskan program TJPS bahwa rapat dilakukan di lapangan atau di lahan dengan menjaga jarak dan pakai  masker juga ikuti protap kesehatan karena bantuan pemerintah Provinsi bagi masyarakat selama masa covid 19 harus dapat meningkatkan ekonomi masyarakat dalam hal ini petani dan peternak.


  Dengan dua kali tanam diharapkan diperoleh hasil yang lebih baik, karena kekurangan air maka pemerintah melalui  Dinas ESDM dapat membantu kelompok tani dengan sumur bor. Pemerintah memberikan bantuan kepada petani,  bibit jagung unggul, pupuk  dan air juga pendampingan tenaga ahli dan tenaga pendamping lapangan maka hitungan pemerintah dengan hasil yang baik perhektar setelah disisihkan 15% untuk konsumsi petani sisa di jual untuk membeli sapi. diperhitungkan harga jual Rp. 3.200  maka hasil yang di peroleh 40.000 ton maka hasil penjualan mencapai  Rp. 128 M dan bisa dibelikan sapi dengan prediksi harga Rp.6.000.000 maka dapat diperoleh 18.000 ekor sapi. Dengan pemberdayaan ini maka petani 20.000 kk dan menyerap tenaga kerja 100.000 orang. Masalah kekurangan pangan dapat teratasi juga ada  peningkatan ekonomi keluarga petani. Masalah penyerapan tenaga kerja dapat diatasi. Tahun  anggaran 2020 dengan program TJPS akan  di duplikasi tahun anggaran 2021.


  Pastinya dengan tekat yang kuat, semangat membantu dan mendampingi petani dengan sistem dan teknologi diharapkan petani dapat menjadi petani dengan hasil panen yang baik. Seluruh kegiatan refokusing dilakukan harus sesuai dengan aturan yang berlaku.  Semakin dekat menuju #nttbangkit #nttsejahtera walau  di masa pandemik virus covid 19. (RDL)

Komentar